Begitu banyak keanehan yang terjadi di jaman rezim Joe Biden, dan seakan-akan tidak ada habisnya satu keanehan ditandingi dengan keanehan lain.
Yang terakhir ini adalah dalam membahas apakah negara Amerika Serikat yang sedang dilanda inflasi terburuk selama 40 tahun terakhir1 sudah masuk resesi.
Apakah AS Masuk Resesi?
Jika masih ada yang percaya dengan CNN, salah satu bisnis analis mereka masih sempat menghubung-hubungkan antara resesi dengan rasisme. Bahwa resesi itu ditentukan oleh sejumlah ahli yang semuanya berkulit putih dan hanya dua anggota wanita. Jadi singkatnya mereka rasis, seksis, dan korup, jadi mungkin analisanya tidak berguna2:
For starters, every single one of the eight members is White, and in fact the panel has never included a person of color, according to Gary Hoover, co-chair of the American Economic Association Committee on the Status of Minority Groups in the Economics Profession.
Each is over 60 years old.
They are all associated with prestigious universities.
There are just two women, one of whom is married to another member.
And don't hold your breath for this group to spring into action and give us all some clarity. They typically consider a bunch of stats over several months before weighing in.
[Terjemahan]
Awalnya, setiap satu dari delapan anggota adalah berkulit putih, dan faktanya panel tidak pernah menyertakan orang kulit berwarna, menurut Gary Hoover, ketua bersama Komite Asosiasi Ekonomi Amerika tentang Status Kelompok Minoritas dalam Profesi Ekonomi .
Setiap anggota berusia di atas 60 tahun.
Mereka semua terkait dengan universitas bergengsi.
Hanya ada dua wanita, salah satunya menikah dengan anggota lain.
Dan jangan menahan nafas agar grup ini beraksi dan memberikan kita semua penjelasan. Mereka biasanya mempertimbangkan banyak statistik selama beberapa bulan sebelum memberikan pertimbangan.
Setiap pembaca yang kritis mungkin masih bertanya-tanya sendiri apa hubungannya rasisme dengan resesi?
Atau Newsweek yang “bersilat lidah” untuk membuktikan bahwa AS masih belum masuk resesi karena alasan di bawah ini3:
But despite the rule of thumb, the second consecutive annualized decrease in the new GDP figures released Thursday does not necessarily indicate a recession. Other factors, like the state of the labor market, may also be considered.
[Terjemahan]
Namun terlepas dari aturan praktis, penurunan tahunan kedua berturut-turut dalam angka PDB baru yang dirilis Kamis tidak selalu menunjukkan resesi. Faktor-faktor lain, seperti keadaan pasar tenaga kerja, juga dapat dipertimbangkan.
Jadi pertanyaannya masih belum terjawab, apakah Amerika Serikat sudah masuk resesi?
Jika kita melihat definisi dari Investopedia4:
What Is a Recession?
A recession is a significant, widespread, and prolonged downturn in economic activity. Because recessions often last six months or more, one popular rule of thumb is that two consecutive quarters of decline in a country's Gross Domestic Product (GDP) constitute a recession.
[Terjemahan]
Apa Itu Resesi?
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, meluas, dan berkepanjangan. Karena resesi sering berlangsung enam bulan atau lebih, satu aturan umum yang populer adalah bahwa dua kuartal berturut-turut penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara adalah resesi.
Sekarang mari kita lihat data yang ada5:
Kuartal 1: -1,6%
Kuartal 2: -0,9%
Dengan menggunakan definisi yang sudah disepakati oleh seluruh negara di dunia selama 50 tahun terakhir, dan menghubungkannya dengan data yang ada, dengan mudah kita dapat mendapatkan jawaban bahwa Amerika Serikat resmi sudah masuk resesi.
Tetapi yang terjadi sekarang adalah penyanggahan besar-besaran dari pejabat-pejabat pemerintah partai Demokrat dibantu dengan propaganda dari media utama.
Permainan Kata
Jadi bagaimana cara pemerintahan Joe Biden untuk menyanggah bahwa mereka menyebabkan negara ini masuk dalam resesi? Mereka balik ke permainan-permainan yang sudah sering dilakukan sebelumnya, yaitu bermain-main dengan kata alias mengganti definisi dari resesi itu sendiri. Taktik ini dipakai berulang kali dan dikoordinasi dengan media utama supaya terjadi keseragaman pendapat yang hasil akhirnya hanyalah menipu rakyat yang masih bergantung pada sumber-sumber berita tersebut.
Newsweek pun sudah mengantisipasi kritikan terhadap pergantian definisi ini dengan menerbitkan satu artikel Fact Check mereka yang menyanggah bahwa pemerintah mengganti definisi resesi6. Sekali lagi kita lihat bahwa semua tindakan ini sangat terkoordinasi dengan baik.
Jadi ketika kita melihat baik instansi pemerintah secara konsisten berbohong dengan didukung oleh sumber-sumber media utama, kita harus kritis untuk melihat keadaan lapangan dari kehidupan kita sehari-hari, atau seperti yang dijelaskan oleh Tucker Carlson, coba periksa Food Bank (bank makanan) di berbagai wilayah di AS.
Faktanya adalah _Food Bank_ di berbagai tempat sekarang ini harus memberikan bantuan makanan lebih banyak daripada waktu-waktu sebelumnya. Berarti saat ini lebih banyak keluarga yang terimbas dari naiknya harga dari barang-barang pokok.
Seperti yang diungkapkan oleh Tucker Carlson:
Meridian Food Bank yang biasa memberikan bantuan makanan untuk 2.800 orang per bulan menjadi 4.200 orang tahun ini.
Allentown Area Ecumenical Food Bank, sejak bulan Oktober tahun lalu, jumlah keluarga yang memerlukan bantuan melonjak 3 kali lipat.
St. Mary’s Food Bank, jumlah yang mengantri untuk bantuan melonjak sebanyak 78%.
Alameda County Community Food Bank harus memberikan bantuan dari 890 keluarga, melonjak menjadi lebih dari 1.400 keluarga.
Second Harvest Food Bank of Central Florida menyatakan jumlah orang yang membutuhkan bantuan makanan melonjak sebanyak 25% dalam bulan terakhir.
Saksikan video lengkap dari Tucker Carlson di bawah ini:
Tucker Carlson: It turns out we’re insane - [
Kehidupan rakyat kelas menengah ke bawah terasa semakin sulit karena harga barang yang semakin tidak terjangkau.
Jadi kalau akun rakyat Amerika semakin kosong, harga-harga barang pokok semakin tidak terjangkau, apa pun yang dikatakan oleh Presiden dan pejabat-pejabat pemerintah dan factcheckers dari media utama, semuanya tidak berarti sama sekali karena tidak akan membantu situasi rakyat.
Waktu perdebatan ini berlangsung, mari kita bertanya kalau pemerintah merubah definisi seperti ini, sebenarnya yang diuntungkan siapa? Yang dirugikan siapa?
Semoga Presiden Joe Biden dan kabinetnya segera bertobat. Daripada sibuk membela diri dengan membuat definisi-definisi baru sehingga bisa mengelak dari tanggung jawab, lebih baik seluruh energi dan pikiran dicurahkan untuk mengatasi banyak masalah yang semakin memburuk dan menghancurkan kesejahteraan masyarakat Amerika Serikat dan dunia.
https://www.thebalance.com/u-s-inflation-rate-history-by-year-and-forecast-3306093
https://www.cnn.com/2022/07/28/business/nightcap-recession-jetblue-spirit/index.html
https://www.newsweek.com/united-states-recession-meaning-definition-1728506
https://www.investopedia.com/terms/r/recession.asp
https://www.bea.gov/news/2022/gross-domestic-product-second-quarter-2022-advance-estimate
https://www.newsweek.com/fact-check-did-white-house-change-definition-recession-1727641