Hari ini membaca berita mengenai usaha bobrok dari para pelenceng seksual untuk meracuni anak-anak sekolah melalui para aktifis mereka yang menyamar sebagai guru-guru sekolah, sangat mengganggu pikiran. Setelah keberadaan mereka dan agenda-agenda kebejatan mereka mendapat pembenaran dari sebagian masyarakat dengan alasan toleransi dan mendapat dukungan hukum dari pemerintah dengan alasan kesetaraan, makin terlihat wajah asli mereka dan tujuan akhir mereka terhadap dunia. Kerusakan moral yang begitu bejat dan kekejian yang menyamai pada jaman nabi Nuh sehingga hampir seluruh penduduk dunia dihapuskan dari muka bumi, sekarang diulangi kembali.
Di negara bagian Indiana, kota Indianapolis diselenggarakan Sex Ed Summer Camps (Kamp Musim Panas Pendidikan Seks) untuk anak-anak berusia 8-10 tahun (kelas 3-5). Di kamp ini anak-anak akan diajarkan mengenakan kondom, menikmati pengalaman seks, teori mengganti kelamin, di samping hal-hal penyelewengan seksual yang sangat sangat mengganggu lainnya. Kegiatan kamp ini bahkan boleh dihadiri oleh anak berusia 7 tahun.
Kamp ini diselenggarakan oleh sesorang yang mengaku dan mengangkat diri sendiri sebagai pendidik seksual bagi anak-anak yang bernama Ashley Robertson. Seorang yang latar belakangnya dan kesehatan moralnya bisa dipertanyakan, dan bukan orang tua dari anak-anak mempromosikan kegiatan kampnya seolah menjadi usaha untuk mendidik anak-anak hal-hal yang bermanfaat. Dengan memasang bandrol $250 bagi setiap anak yang menjadi peserta kamp, bagi para orang tua yang mendaftarkan anak mereka ke dalam kamp ini, bisa dikatakan sudah kehilangan kewarasannya. Merusak moral anak sendiri bahkan membayar orang sedemikian mahal untuk merusak anaknya sendiri.
Apakah ada orang tua yang akan mengirimkan anak-anak mereka ke kamp ini? Jawabannya adalah, ada. Karena banyak orang tua di Amerika saat ini sudah rusak moral dan pikirannya. Dengan alasannya untuk menyatakan cinta kasih terhadap sesama dan toleransi kepada mereka yang berbeda sehingga mereka ini tidak lagi bisa membedakan kebenaran dan kejahatan. Dimana anak-anak tidak boleh didisiplinkan melalui hukuman fisik karena dianggap penganiayaan, yang mereka lakukan justru lebih parah bukannya membentuk karakter seorang anak menjadi orang yang bertanggung jawab dan berakhlak moral yang baik.
Taktik dan strategi yang dilakukan oleh para aktor yang memiliki dekadensi moral seperti ini dalam upaya mendapat dukungan dari masyarakat dan pemerintah adalah menyamarkan tujuan dan motivasi utama mereka dengan berkedok pendidikan dan kesehatan masyarakat. Tujuan utama mereka adalah membuat moral menjadi usang dan tidak lagi relevan dalam kehidupan masyarakat dunia hari ini. Menggantikan tujuan hidup manusia yang lebih berakhlak dan bermoral kepada tujuan hidup hedonisme yang khususnya semata-mata kepuasan seksual tanpa batas yang lebih rendah dari binatang. Bahkan binatangpun tidak selalu berpikiran mengenai seks di luar musim kawin mating season.
Aktor murahan seperti Ashley Robertson yang menyukai BDSM1 ini tidak memiliki pengetahuan lain atau keahlian lain yang benar-benar bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Kemampuan berpikirnya sangat sangat terbatas sehingga tidak mampu berpikir mengenai teknologi atau bidang ilmu pengetahuan yang memajukan kehidupan manusia. Yang dimiliki perempuan ini semata-mata hanya mengajarkan anak-anak yang memiliki orang tua yang hilang kewarasan bagaimana menikmati seks dan masturbasi di usia mereka yang masih ingin bermain dengan boneka atau robot, menikmati pertemanan dengan seusia mereka di lapangan terbuka. Lebih baik batu kilangan diikatkan ke leher perempuan ini dan dilemparkan ke laut daripada menyesatkan anak-anak yang belum bisa membedakan antara tangan kanan dengan tangan kiri.
Ashley juga menyatakan di dalam acara podcatnya dalam usaha memperkenalkan pornografi kepada anak-anak, hubungan seksual dengan banyak pasangan diluar pernikahan, dan melakukan kegiatan seksual yang menyimpang di luar pengetahuan para orang tua. Dan celakanya ada para pengikut perempuan ini menjadi guru-guru di sekolah-sekolah publik di Amerika yang mengadopsi paham seksual Ashley dan mempromosikan kegiatan-kegiatannya.
Bahkan di salah satu programnya, perempuan yang hanya bisa menikmati seks dan tidak memiliki keahlian apa-apa lagi mencoba menawarkan kepada para orang tua bagaimana mengajarkan anak-anak buang air dengan memasang harga $30. Mengenai bagaimana mengajarkan anak-anak buang air bila anda sebagai orang tua tidak mengerti, bisa coba dilihat di Youtube dimana yang mengajarkan teknik mengajar anak buang air masih lebih waras dibandingkan dengan perempuan ini. Seperti yang disampaikan di atas yang sangat memprihatinkan adalah para pengikut perempuan ini adalah guru-guru sekolah dasar, seorang profesor di Eastern Michigan University yang mengajarkan kurikulum untuk guru-guru, dan bahkan tokoh sentral Kepala dari departemen Ekuiti Keseragaman dan Penyertaan peninjau Pearson Education yang beperan vital di dalam penerbitan buku-buku kurikulum sekolah di Amerika.
Situs Gateway Pundit dinyatakan sebagai situs kelompok kanan radikal dan penyebar berita kebohongan (hoax) oleh wikipedia dan fact-checkers karena kedua pihak ini berdampingan dan berjalan bersama dengan semua agenda politik dan agenda sosial yang merusak bukan hanya di Amerika tetapi menjalar ke seluruh bagian negara lain seperti kanker. Akan tetapi mereka tidak bisa menyangkali sumber-sumber yang dikutip di dalam situs itu sebagai hal-hal rekayasa. Kemalasan masyarakat untuk mencari dasar kebenaran suatu berita secara teliti telah menjadi kesempatan emas bagi para fact-checkers ini dan media massa utama untuk usaha brainwash masyarakat.
Catatan: Opini penulis tidak merefleksikan opini situs Repikir.
BDSM, Bondage, Discipline, Dominance and Submission, Sadomasochism adalah kegiatan seksual menyimpang dimana pelaku mengenakan ikatan atau melakukan penyiksaan dan “kegilaan” seksual lainnya, termasuk mengkonsumsi kotoran manusia rekan seksualnya, di dalam menikmati pengalaman seksual.