Masyarakat Di Beberapa Negara Mulai Disadarkan Dari Tindakan Tirani Pemerintah
Sementara Masyarakat Yang Lain Masih Tertidur
Berita mengenai konvoi truk kontainer dan semacamnya secara besar-besaran di Ottawa Kanada yang mengalahkan catatan rekor telah mencapai puluhan ribu1. Tetapi berita ini tidak disiarkan di media-media utama terutama di negara-negara yang tidak mempunyai akses ke sumber-sumber berita yang bertolak belakang dengan narasi dan agenda yang ingin disampaikan oleh media-media utama, seperti CNN. Bahkan ada berita-berita yang tidak benar mengenai konvoi protes truk tersebut yang disampaikan kepada masyarakat, diperkuat dengan kebohongan yang disampaikan oleh berbagai pihak.
Walau tidak terjadi kerusuhan ataupun pengrusakan, Kepala Polisi Ottawa, Peter Sloly, mengatakan bahwa konvoi tersebut berniat untuk menjatuhkan pemerintah dan akan ditangani dengan kekerasan oleh pihak kepolisian Ottawa2. Narasi yang disampaikan oleh Kepala Polisi Sloly dalam upaya mendukung mandat vaksin dan peraturan-peraturan yang melanggar hak asasi masyarakat Kanada. Selanjutnya dikatakan oleh Kepala Polisi Sloly bahwa gerakan protes ini berbahaya bagi keamanan nasional.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang pada mulanya sempat diduga hendak menggunakan kekuatan militer untuk menekan gerakan protes, beberapa hari ini menyangkal3 adanya rencana menurunkan militer dalam mengatasi protes tersebut. Hal tersebut setelah Perdana Menteri Trudeau mengkuatirkan dampak negatifnya terhadap pemerintahan yang ditanganinya melihat kepada banyak negara-negara di Eropa sudah mulai mencabut peraturan-peraturan dan mandat vaksin. Perdana Menteri Trudeau mengatakan, “Bahwa harus sangat hati-hati sebelum mengambil keputusan untuk memakai kekuatan militer dalam menangani rakyat Kanada.”
Dengan jutaan dukungan masyarakat dari Amerika dan Kanada itu sendiri serta bantuan keuangan atau kebutuhan lainnya yang diberikan mengalir dari banyak pihak. Dalam upaya mengatasi kebutuhan logistik dan segala sesuatunya bagi para pengemudi truk yang berdatangan dari seluruh pelosok Kanada bahkan dari Amerika, dibutuhkan sukarelawan dan kebutuhan fisik. Sekelompok anggota masyarakat mendirikan tenda-tenda dan membagikan makanan dan minuman. Sementara itu pengupayaan pendanaan bagi akomodasi dan lain-lain dilakukan dengan membuka rekening sumbangan melalui GoFundMe.
Pendanaan yang diprakarsai oleh kelompok para pengemudi truk ini yang mencapai hingga 10 juta dollar melalui rekening GoFundMe dibekukan dan dana tersebut direncanakan oleh GoFundMe untuk dibagi-bagikan kepada organisasi massa lainnya yang sesuai dengan aliansi yang didukung oleh GoFundMe. Hal ini merupakan tindakan yang bukan hanya tidak etis, bahkan boleh digolongkan sebagai tindakan kriminal. Karena tidak berhak suatu badan usaha yang berlaku sebagai mediasi keuangan mengambil keputusan untuk mengambil pendanaan yang dipercayakan kepada mereka dan memberikannya kepada pihak lain, hanya karena perbedaan paham atau ketidaksukaan. Hal ini menjadi potensi kasus yang sedang diajukan tuntutan hukum oleh Justice Centre for Constitutional Freedoms4 (JCCF) dan beberapa Jaksa Negara Bagian Amerika mulai melakukan penyelidikan akan kemungkinan tindakan penggelapan keuangan yang dilakukan oleh GoFundMe5.
Saat masyarakat negara-negara lain mulai disadarkan bahwa pembatasan-pembatasan, peraturan-peraturan, pemaksaan dan diskriminasi yang beralasan untuk melindungi masyarakat dari penyebaran COVID dengan pemaksaan vaksinasi, telah melanggar hak-hak asasi masyarakat. Alih-alih melindungi masyarakat para pemerintah di banyak negara malah tidak segan-segan menindas, memukuli, menangkapi bahkan di beberapa kasus telah menembaki masyarakat yang protes seperti yang terjadi di Australia. Seharusnya yang menjadi pertanyaan bagi semua orang adalah apa yang terjadi sesungguhnya dibalik semua ini?
Narasi yang menyatakan COVID sangat berbahaya dan sangat mematikan hari ini mulai berguguran satu demi satu6. Laporan demi laporan dari sumber-sumber resmi bermunculan bahkan The Centers for Disease Control and Prevention7 (CDC) di Amerika dimana merupakan satu sumber yang sangat berpengaruh dan sempat memanipulasi data COVID dan kematian yang diakibatkan COVID hari ini satu demi satu mulai mengeluarkan pernyataan-pernyataan di website resminya akan “koreksi-koreksi” laporan atau pernyataan sebelumnya.
Hal ini tidak diliput atau diberitakan oleh banyak kantor berita utama dikarenakan tidak selaras dengan agenda mereka dan pihak pendana di belakang kantor-kantor berita ini. Bahkan berita-berita yang tidak sesuai dengan narasi mereka diberangus dan disabotase dengan berbagai cara, salah satunya melalui sekelompok orang yang menamakan dirinya “fact-checkers.”
Para “fact-checkers” ini dengan pintarnya memanipulasi dan memutarbalikkan fakta di lapangan untuk kepentingan agenda politik tertentu, dalam hal ini sayap kiri. Saat munculnya klaim bahwa konvoi truk ini merupakan konvoi truk terbanyak dan terpanjang dalam sejarah dan mengalahkan rekor yang pernah tercatat, para “fact-checkers” membantah bahwa klaim tersebut tidak benar.
Menurut mereka, konvoi ini tidak mengalahkan rekor dunia, mereka menyatakannya kemana-mana. Harapan mereka adalah para pembaca atau masyarakat malas untuk mencari tahu dan hanya mengandalkan kemudahan akses berita yang disampaikan. Mereka berharap masyarakat termakan oleh argumen mereka yang mengandung sekelumit kebenaran dan sebagian besar kebenaran yang vital disembunyikan oleh mereka.
Kebenaran yang cuma sekelumit dari mereka adalah benar bahwa konvoi ini tidak mengalahkan rekor yang tercatat karena gerakan ini bukan bertujuan memecahkan rekor tetapi bertujuan agar suara masyarakat didengar dan diperhatikan oleh para pemimpin negeri. Sehingga tidak ada upaya untuk memasukkan konvoi ini sebagai catatan rekor dunia. Tetapi para “fact-checkers” yang cenderung licik ini tidak menyampaikan atau mengakui bahwa tercatat atau tidak, jumlah pengemudi truk kontainer beserta kendaraan mereka dan sejenisnya sudah mencapai jumlah puluhan ribu, suatu angka yang kolosal dan hingga berbaris puluhan mungkin ratusan kilometer.
Suatu berita bisa benar bisa tidak; keberadaan suatu kantor berita hari ini tidak lagi bisa mentah-mentah dipercaya integritas dan kebenaran berita yang disampaikan bahkan berita dari pihak pemerintah sekalipun. Terbukti dari waktu ke waktu bahkan akhir-akhir ini makin terbuka kebohongan demi kebohongan yang terjadi karena kepentingan politik dan korupsi. Ada baiknya, kita selalu menyelidiki setiap berita hingga ke sumbernya dan cari tahu motivasi di belakangnya serta cobalah peroleh berita dari dua pihak yang bertentangan, kemudian pelajari yang mana yang lebih bisa dipercaya. Satu pertanda yang sangat sangat jelas bahwa suatu sumber berita berbohong adalah hasutannya untuk tidak mendengarkan berita tandingan dari pihak yang berlawanan, dengan demikian para pendengar hanya mendengar dari satu pihak, yaitu pihak yang berbohong.
Salam.
https://www.lifesitenews.com/news/50000-trucks-heading-toward-ottawa-to-demand-an-end-to-covid-mandates/
https://kingworldnews.com/canadian-truckers-freedom-convoy-over-50000-trucks-strong/
https://www.foxnews.com/world/military-might-get-involved-to-handle-lingering-protests-in-ottawa-police-chief-says
https://www.washingtonpost.com/world/2022/02/03/ottawa-freedom-convoy-military-intervention/
Pusat Penanganan Hukum untuk Kebebasan Konstitusi.
https://duckduckgo.com/?q=state+attorneys+gofundme&t=osx
https://www.fox13news.com/news/us-covid-19-cases-dropping-despite-spikes-in-some-regions-cdc-data-shows
Pusat Penanganan Penyakit Menular di Amerika Serikat.