'Diplomasi Sudah Kembali': Rakyat Indonesia Tersinggung Joe Biden Tidak Mengirim Satu Pun Pejabat AS Untuk Menyambut Presiden Jokowi di Bandara
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis yang menegaskan bahwa tidak ada perasaan tersinggung karena tidak ada pejabat pemerintah Amerika yang menyambut Presiden Joko Widodo setibanya di Washington, DC, pada hari Selasa.
Kementerian Luar Negeri AS mengutip sebagai bukti bahwa Presiden Joe Biden tidak bermaksud melakukan penghinaan dengan tidak mengirim perwakilan pemerintahannya untuk bertemu dengan pejabat tinggi pemerintah Indonesia dengan mencatat fakta bahwa pemerintahan Biden juga tidak menyambut kepala pemerintahan Malaysia, Vietnam, dan Kamboja.
Para kepala negara1 ini berada di Washington untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan oleh Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris dari anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
“KTT Khusus ini menunjukkan komitmen abadi Amerika Serikat terhadap ASEAN, mengakui peran sentralnya dalam memberikan solusi berkelanjutan untuk tantangan paling mendesak di kawasan ini, dan memperingati 45 tahun hubungan antara AS-ASEAN,” menurut Departemen Luar Negeri AS.
Presiden Joko Widodo, yang dikenal di negaranya sebagai “Jokowi,” melakukan perjalanan 24 jam2 untuk menghadiri KTT secara langsung. Menteri Luar Negeri Antony Blinken menghadiri sidang pertama pada Kamis secara virtual3. Blinken tidak berkegiatan di arean publik karena infeksi virus corona China tetapi mengakhiri karantina pada hari Kamis.
Outlet Asia Selatan Coconuts mengamati pada hari Rabu bahwa rakyat Indonesia mulai mengungkapkan kekecewaan pada beberapa hari terakhir ini setelah video mulai beredar tentang kedatangan Jokowi ke Amerika Serikat. Jokowi tampaknya disambut oleh sekelompok kecil pejabat Indonesia dan tidak ada politisi Amerika sama sekali. Beliau tiba pada pukul 21:40.—bukan jam yang terlalu larut bagi seorang pejabat untuk meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.
“Poin pembicaraan di tanah air adalah apa yang tampak seperti adegan aneh (ditampilkan dalam video YouTube di bawah) dari Jokowi, bersama dengan Ibu Negara Iriana, turun dari pesawat dan tidak disambut oleh pejabat tinggi AS. Padahal, rekaman itu menunjukkan Jokowi disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk AS, Rosan Roeslani,” jelas Coconuts. “Banyak orang di Indonesia yang menilai tidak adanya sambutan akbar itu merupakan sikap yang mengentengkan terhadap Jokowi. Para pengkritik presiden khususnya lansgung memanfaatkan situasi, mengklaim bahwa ini membuktikan keyakinan mereka tentang Presiden Jokowi tidak penting dalam politik dunia.”
Kementerian Luar Negeri Indonesia menanggapi kekhawatiran tersebut dengan menyebut kritik terhadap situasi itu “disesalkan” dan mencatat bahwa para pemimpin Asia Selatan lainnya yang melakukan perjalanan ke Washington untuk konferensi tersebut juga gagal menerima salam dari pejabat Biden saat mendarat.
“Kunjungan Presiden Indonesia ke Washington D.C. bukanlah kunjungan bilateral. Dia ada di sana untuk menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, menurut Coconuts.
“Kita melihat bahwa semua [negara ASEAN] yang tiba [di AS] menerima perlakuan yang sama,” tegasnya4.
Coconuts mengamati bahwa kepala pemerintahan lain yang digunakan pemerintah Indonesia sebagai contoh – Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri, dan Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính – juga muncul dalam video serupa yang hanya disambut oleh warga dan pejabat negara masing-masing.
Outlet berita Kamboja mencatat bahwa Hun Sen “disambut dengan hangat pada saat kedatangannya di hotel Willard Intercontinental oleh banyak orang Amerika Kamboja dan orang Kanada Kamboja,” tetapi tidak melaporkan ada pejabat Amerika yang menyambutnya saat mendarat.
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri “disambut pada saat kedatangan oleh Menteri Luar Negeri Datuk Seri Saifuddin Abdullah,” tetapi juga tidak oleh pejabat Biden, menurut New Straits Times5 negara itu.
Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh dilaporkan berjabat tangan dengan seorang pejabat Amerika saat mendarat: Duta Besar Amerika untuk Vietnam Marc Knapper.
Biden dengan berani menyatakan, “demokrasi sudah kembali!” selama pidato kebijakan luar negeri pertamanya setelah menjabat pada bulan Februari 2021, mengutuk pendahulunya Donald Trump yang dituduh kurang perhatian terhadap negara-negara sahabat.
“Meskipun banyak dari nilai-nilai ini telah berada di bawah tekanan kuat dalam beberapa tahun terakhir, bahkan didorong ke tepi jurang dalam beberapa minggu terakhir, orang-orang Amerika akan keluar dari hal ini dengan lebih kuat, lebih bertekad dan lebih siap untuk menyatukan dunia dalam perjuangan untuk membela. demokrasi – karena kami telah memperjuangkannya sendiri,” klaim Biden.
Kontroversi seputar negara-negara ASEAN hanya kelanjutan dari peristiwa-peristiwa serupa yang sudah terjadi sebelumnya, yang telah menodai pertemuan yang direncanakan di tingkat tertinggi dengan beberapa sekutu terdekat Amerika, tetangga, dan negara-negara yang sebelumnya tidak pernah bermusuhan dengan Amerika Serikat. Pada bulan Desember, misalnya, presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, menolak untuk menghadiri “pertemuan puncak demokrasi” Departemen Luar Negeri AS sebagai protes terhadap Biden yang memberlakukan larangan perjalanan di Afrika Selatan. Biden melarang orang Afrika Selatan memasuki Amerika sebagai tanggapan atas ditemukannya varian omicron dari virus corona China. Sementara para ilmuwan Afrika Selatan adalah yang pertama mengidentifikasi varian tersebut dan memperingatkan otoritas kesehatan global, bukti kemudian mengungkapkan bahwa varian tersebut kemungkinan besar berasal dari Eropa. Biden tidak memberlakukan larangan perjalanan serupa di negara-negara Eropa yang terlibat, seperti Belanda dan Belgia.
Los Angeles akan menjadi tuan rumah KTT Amerika bulan depan, menyatukan negara-negara anggota Organisasi Negara-negara Amerika (OAS). Beberapa presiden – termasuk dari dua ekonomi terbesar di Amerika Latin, Meksiko dan Brasil, dan Argentina dan Bolivia – telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak tertarik untuk hadir atau tidak akan hadir, dalam kasus rezim kiri, karena kekhawatiran bahwa diktator-diktator dari negara komunis dari Kuba, Nikaragua, dan Venezuela mungkin tidak diundang.
Pemerintahan Biden belum secara resmi6 melarang diktator untuk hadir pada waktu pers.
Diterjemahkan secara bebas dari ‘Diplomacy Is Back’: Indonesians Offended as Biden Sends Zero U.S. Officials to Greet President at Airport, Frances Martel, 12 Mei 2022.
https://www.state.gov/us-asean-summit/
https://exbulletin.com/politics/1612607/
https://twitter.com/i/broadcasts/1djGXPOaYYEGZ
https://en.tempo.co/read/1591000/ministry-denies-issues-jokowi-not-welcomed-in-united-states
https://www.nst.com.my/news/nation/2022/05/795222/pm-ismail-sabri-arrives-washington-dc-ahead-asean-us-summit
https://thehill.com/latino/3483171-mexican-president-to-skip-summit-of-the-americas-if-cuba-nicaragua-venezuela-are-excluded/