Rumble - KELANJUTAN PROCESS JURI UTAMA - HARI KE 3 - Barisan Para Juru Bicara dan Link - https://tinyurl.com/5n85wyat
Bagi masyarakat yang sepertinya bingung dengan maksud dari proses juri utama ini. Ini bukan "palsu" dan ini bukan hanya latihan Humas. Ini sedang dikembangkan agar bukti dicatat dan dakwaan dapat dikeluarkan sehingga masyarakat lokal di seluruh dunia dapat melakukan penuntutan pribadi atau publik di pengadilan mereka sendiri. Pengadilan-pengadilan ini bisa berupa pengadilan yang sudah ada atau pengadilan masyarakat kita. Di negara-negara yang menggunakan pengadilan masyarakat, kita berhak melakukan “penuntutan yang dilakukan oleh pribadi perorangan”, artinya kita tidak perlu melibatkan polisi untuk membawa orang ke pengadilan. Namun kasus dalam skala ini biasanya akan menghadapi halangan biaya/waktu/logistik. Jadi tim ahli, pengacara, dan hakim yang luar biasa ini menyediakan seluruh model penuntutan termasuk format, bukti, kesaksian ahli, dll. Sehingga prosedur ini dapat dipakai di seluruh pengadilan secara global bersamaan dengan semua bukti yang diperlukan untuk menjatuhkan vonis. Jika sistem hukum saat ini gagal dan tidak bisa membawa keadilan, ini khususnya sangat penting karena kita rakyat dapat memulai penuntutan pribadi dengan biaya yang sangat rendah. Ini adalah pendekatan yang SANGAT cerdas.
VIDEO:
https://rumble.com/vv2upd-dr-bryan-ardis-grand-jury-day-3.html
Pernyataan di atas dikutip dari proses Juri Utama untuk kasus penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan khususnya oleh Dr. Fauci yang telah tertangkap basah membohongi dan merekayasa data serta menyalah-gunakan kepercayaan negara [Amerika] dan masyarakat yang diberikan kepadanya.
Barisan para juri di dalam video yang terlampir terdiri dari para ahli hukum dan ahli medis dari berbagai negara (khususnya negara-negara Barat). Melalui sidang pengadilan yang tidak konvensional ini, dipaparkan semua bukti-bukti dan dokumen-dokumen yang jelas yang diperoleh dari badan-badan resmi, pemerintah dan penelitian-penelitian resmi. Data-data yang bukan diperoleh dari sumber-sumber yang mungkin dicurigai berita palsu atau hoax, sehingga kebenaran proses “sidang pengadilan” ini bisa dipertanyakan.
Kita sudah mengalami begitu banyak kesusahan dan penderitaan yang sebenarnya bukan diakibatkan oleh Covid; tetapi disebabkan oleh reaksi ketakutan berlebihan mayoritas masyarakat yang diperoleh melalui propaganda Covid gencar yang terus menerus disuarakan melalui jalur-jalur pemerintahan, kantor-kantor berita utama, media sosial, perusahaan teknologi internet, para selebritis, dan tekanan-tekanan dari orang-orang di sekitar kita. Kita tidak bisa bertemu atau berkumpul dengan anggota keluarga, mengunjungi orang tua kita yang sakit, bahkan tidak bisa bertemu orang tua atau anggota keluarga menjelang kematian mereka, merayakan hari raya bersama, beribadah, dan semua kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Penyakit, dalam hal ini Covid tidak mencegah kita untuk berkumpul dengan keluarga kita seperti halnya penyakit menular [yang jauh lebih] mematikan dari Covid seperti SARS, Ebola, HIV, Hepatitis, dll., tetapi yang melarang dan mencegah kita untuk berkumpul adalah otoritas yang korup dengan menggunakan kuasa hukum di tangan mereka, tanpa bisa menjelaskan alasan atau dasar yang solid mengapa mereka melakukan penyalah-gunaan kekuasaan itu.
Bagi diri pribadi kita sendiri, dimana tanggung-jawab kita atas kesehatan dan keselamatan kita terletak di tangan kita sendiri. Serta kebebasan azasi pribadi kita yang memutuskan untuk kita dalam memperlakukan tubuh kita sendiri, terlepas itu dalam usaha menjaga kesehatan atau bahkan merusak kesehatan kita. Melalui argumen bahwa tidak ada otoritas lain di luar kita di dalam suatu badan atau pribadi di lingkup kehidupan bermasyarakat bisa mendikte siapapun mengenai apa yang baik apa yang tidak.
Bila argumen baik dari pihak otoritas atau pribadi di sekeliling kita memang “peduli” kepada kesehatan seseorang, maka rokok, minuman keras, atau hal-hal lain yang merusak kesehatan bisa diijinkan di masyarakat. Bila ada argumen kemudian muncul bahwa resiko kesehatan rokok atau minuman keras tidak menular dan tidak mematikan seperti Covid, maka perlu dipelajari kembali apakah benar Covid demikian mematikannya seperti yang dipercaya banyak orang karena dicekoki oleh propaganda-propaganda? Apakah vaksin Covid memang ampuh dan tidak membawa efek sampingan yang berbahaya?
Bila vaksin Covid ampuh mengapa mereka yang berkali-kali menerima vaksin masih tetap harus mengenakan masker kemana-mana? Kenapa mereka mendukung vaksin [Covid] justru yang paling ketakutan atas penularan Covid walau sudah divaksin daripada mereka yang tidak divaksin?
Telah terbukti bahwa mereka yang bahkan berkali-kali divaksin tetap terjangkit juga menjangkitkan Covid kepada orang lain, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang telah berkali-kali divaksin meninggal karena Covid. Bila ada argumen mengatakan karena vaksin maka mereka yang tetap terkena Covid tidak menjadi parah dan sembuh, demikian pula mereka yang tidak divaksin mengalami kesembuhan bahkan lebih cepat dari mereka yang divaksin. Bila faktanya demikian kenapa vaksin [Covid] masih terus dipaksakan dengan sanksi ancaman hukum dan sosial?
Keturunan (strain) corona virus jauh jauh hari sudah ditemukan di dalam ternak ayam, babi, anjing, kucing, tikus, kuda, sapi, unta, ikan paus, unggas, dan kelelawar? Istilah corona virus sudah dibakukan di tahun 1960an, setelah ditemukan sebelumnya di tahun 19331. Corona virus yang dikenal hari ini tidak lain merupakan turunan (strain) dari corona virus seperti halnya penyakit flu biasa2. Karena memang Covid itu merupakan flu seperti virus flu yang lain. Data mengenai corona virus bisa ditemukan melalui jurnal-jurnal dunia medis. (jangan menggunakan Wikipedia3).
Tentunya bila kalian mencoba menelusuri internet atau mengunggah, tidak mudah untuk mencari kebenarannya dikarenakan banyaknya kelompok penyesat yang berkeliaran di dunia maya, yang menyebut diri sebagai fact-checkers atau pemeriksa fakta yang menutup-nutupi sebagian fakta dan hanya membuka fakta-fakta yang mendukung agenda mereka. Kebenaran hari ini tidak bisa begitu mudah ditemukan di permukaan karena dunia sudah mengadopsi kebohongan begitu ketatnya. Akan tetapi bila kita tekun sedikit saja maka kita dapat menemukan kebenaran fakta yang kita cari.
Mark Twain pernah berkata, “A lie can travel half way around the world while the truth is putting on its shoes.” “Sebuah kebohongan sudah menjelajah setengah dunia sementara kebenaran baru mulai mengenakan sepatu.” Berikut ini merupakan ungkapan saya sendiri yang juga ingin dipertimbangkan berintelektual, “The only common thing between a lie and truth is both will be revealed.” “Satu-satunya kesamaan di antara kebohongan dan kebenaran adalah keduanya akan terkuak satu hari nanti.”
Kenapa kasus Covid (bukan penyakit Covid) ini bisa merebak seperti kebakaran liar? Apa yang memicunya selain dari penyakit itu sendiri? Agenda apa yang ada di balik ini semua? Kenapa Covid ini diperlakukan sedemikian istimewanya sementara banyak penyakit menular dan lebih mematikan lainnya di masa sebelum Covid tidak mengalami perhatian mendunia baik dari media atau pemerintah seperti Covid? Apakah masyarakat tahu bahwa corona virus dalam covid itu sudah ada beberapa tahun sebelum tahun 2019? Saya sendiri mempunyai beberapa teori; tetapi mungkin in bukan wadah yang tepat untuk menyampaikannya. Siapa tahu.
Kecenderungan malas dari masyarakat umum untuk melewati proses pembelajaran dan penelitian atas setiap berita yang didengar/diterima telah berakibat fatal bagi masyarakat itu sendiri saat kemalasan itu dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki agenda-agenda tertentu. Kebiasaan menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya telah mengakibatkan kemudahan pengendalian masyarakat dengan mneggunakan taktik menakut-nakuti (scare tactic) oleh badan-badan yang memiliki otoritas. Tidak selalu harus pemerintah karena media massa pun dalam hal ini memiliki otoritas dan pengaruh. Masyarakat pada umumnya senang menerima segala sesuatunya yang sudah siap saji termasuk berita, dan hari ini pihak-pihak yang memiliki otoritas pertama kalinya di dalam sejarah modern bisa bersatu-padu walau agenda mereka mungkin berbeda, tetapi agenda yang berbeda-beda itu bisa berbarengan tercapai melalui kerjasama yang sekarang mereka lakukan.
Berapa lama kita harus menjalani hidup di dalam bayang-bayang Covid? Berapa lama kita harus mengenakan masker? Apakah ketakutan kita terhadap Covid telah membuat kita takut mengalami penyakit apapun yang sebelumnya kita tidak terlalu memikirkannya? Apakah bila mereka yang tidak divaksin bila terjangkit Covid pasti mati? Apakah realistis bahwa kita mengharapkan tidak akan mengalami sakit lagi? Apakah kita akan terus menjadi paranoid bila mendengar orang batuk atau bersin di sekitar kita? Apakah Covid ini merupakan penyakit terakhir yang akan ada dalam kehidupan manusia? Kesemua pertanyaan di atas bila direnungkan akan menunjukkan betapa naifnya kita dalam menyikapi kasus Covid selama ini.
https://www.sciencevision.org/issue/44/article/293; https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32387617/
https://research.cornell.edu/research/coronaviruses-common-cold-sars-mers-spike-protein
Wikipedia dianggap tidak bisa memberikan keakuratan dan kebenaran konteks karena sumber atau penulis atau para penulis yang berkontribusi bersifat anonimos (tidak dikenal atau menggunakan nama samaran). Hal ini dipertegas oleh kalangan akademik di Amerika untuk tidak sembarangan mengutip atau menggunakan Wikipedia di dalam karya tulis ilmiah atau karya tulis yang bersifat akademik.