Bill Maher 'Akhirnya Muak' Atas Omong Kosong Covid: Para Ahli 'Benar-benar Salah, Salah Banget'
Sudah hampir dua tahun kegilaan atas Covid dan Bill Maher1 akhirnya merasa muak.
Pembawa acara "Real Time" HBO telah mengatakan selama berminggu-minggu bahwa dia sudah "muak" atas kegilaan menyangkut Covid, dan akhir pekan ini dia sengaja meluangkan waktu dalam acaranya untuk mengungkap banyak kebohongan yang telah diberitahukan kepada orang Amerika tentang pandemi ini. Perhatikan video di bawah ini:
https://rumble.com/vu7ttb-bill-mahers-finally-had-enough-of-the-covid-bs.html
“Sudah waktunya untuk melakukan apa yang telah dilakukan oleh daftar yang terus bertambah dari negara-negara yang ada dan mengumumkan bahwa kita akan kembali kepada keadaan yang seperti normal dimulai dengan mengakui bahwa apa yang kita lakukan terhadap anak-anak tidak seharusnya dan mengerikan — dan saya sendiri bahkan [sebenarnya] tidak menyukai anak-anak," kata dia.
“Tetapi membuat anak-anak yang memiliki tingkat kesembuhan dari COVID 99,98% [mendekati 100% untuk anak-anak sehat] bertopeng seperti bandit-bandit?” dia berkata. “Sayangnya, hal yang dirampas adalah pendidikan mereka, kewarasan mereka, dan keterampilan sosial mereka.”
"Satu studi yang dilakukan minggu ini oleh seorang profesor di John's Hopkins menyimpulkan bahwa “lockdowns” yang kita semua menderita karenanya memiliki dampak kecil dalam mengurangi kematian akibat COVID," katanya.
"Oke," katanya. "Itu mungkin bisa disalahartikan."
Maher kemudian merujuk pada studi utama dari Johns Hopkins yang memberikan hantaman besar kepada media-media utama dan narasi administrasi Biden tentang "lockdowns."
Telah ada “penyensoran habis-habisan media atas studi baru yang menguraikan ketidakefektifan “lockdowns” dalam mencegah kematian COVID," seperti yang dilaporkan Fox News, mencatat bahwa MSNBC, CNN, NYT dan WaPo telah membuat para pemirsa mereka tidak mengetahui tentang studi tersebut.
“Menurut meta-analisis dari Universitas Johns Hopkins melalui beberapa penelitian, “lockdowns” selama gelombang COVID pertama pada musim semi 2020 hanya mengurangi kematian COVID sebesar 0.2% di Amerika Seriakt dan Eropa,” Fox News menambahkan.
“Sementara meta-analisis ini menyimpulkan bahwa “lockdowns” memiliki sedikit atau tidak ada efek kesehatan masyarakat, mereka telah mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar dimana mereka telah diterapkan,” tulis para peneliti. “Akibatnya, kebijakan “lockdowns” tidak memiliki dasar yang benar dan harus ditolak sebagai instrumen kebijakan pandemi.”
Pada hari Jumat lalu, Jen Psaki berusaha melemparkan kesalahan kepada [mantan presiden] Trump atas terjadinya “lockdowns”, yang pada dasarnya membuat Dr. Anthony Fauci ‘menjadi tumbal.'
“Juli lalu presiden Biden berkata, Anda tidak akan terkena COVID jika Anda mengambil vaksinasi ini,” lanjut Maher. “Yah, aku sudah tahu kalau pernyataan itu tidak benar. Dan sekarang kita semua akhirnya tahu.”
“Mantan direktur CDC2 (Center for Diseases Control - Pusat Pengendalian Penyakit Menular) Robert Redfield percaya bahwa COVID berasal dari laboratorium dan sekarang badan-badan intelijen kita akhirnya menyetujui dugaan itu: Mungkin begitu kejadiannya,” Maher melanjutkan. “Tetapi selama berbulan-bulan di media-media sosial, semua orang dilarang untuk membahasnya.”
“Coba lihat, saya tidak mengatakan lembaga medis tidak berusaha mencari tahu apa yang terjadi sesungguhnya atau mengatakan mereka korup - meskipun ada beberapa yang memang korup - tetapi bagaimana kalau [pengertian yang ada] salah, salah banget," lanjutnya.
“Salah tentang HIV, salah tentang “lockdowns”, salah tentang [perlakuan terhadap] anak-anak, salah tentang [pengertian] bahwa Anda tidak bisa terjangkit [Covid] jika Anda divaksinasi,” katanya. “Ingatkah anjuran untuk membersihkan paket-paket kiriman yang kita terima?"
“Dan tidak pernah adanya penelitian yang menunjukkan bahwa transmisi di tempat terbuka mungkin terjadi atau umum terjadi,” katanya. "Namun, kewilayahan Los Angeles mengatakan kita masih harus memakai masker untuk acara di tempat-tempat terbuka besar seperti halnya kita akan menghadiri pertandingan di Super Bowl."
Maher kemudian menunjukkan gambar Gubernur California Gavin Newsom dan Walikota L.A. Eric Garcettia berpose tanpa mengenakan masker di pertandingan Kejuaraan NFC.
"Nah, itu seharusnya," komentarnya. Itu semua hanya merupakan pertunjukan. Menonton para atlet berkumpul di lapangan tanpa masker lalu kemudian harus mengenakan masker saat menunggu di pinggir lapangan. Tidak bisa menyentuh daftar makanan, tapi melihat mereka [para pelayan restoran] memegang makanan saya. Tidak menggunakan masker saat duduk makan malam, tetapi saat berdiri harus mengenakan masker kembali. Dan omong-omong, jika [restoran] Applebees benar-benar peduli dengan kesehatan kita, mereka akan menyuruh kita menutup mulut saat makanan tiba [sindiran].”
“Saya hanya bertanya seberapa banyak kesalahan Anda saat tetap berpegang kepada peraturan standar dari orang-orang yang [mengaku] mewakili ilmu pengetahuan?” dia bertanya.
Pada pertengahan Januari, Maher mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah "berlangsung terlalu lama, tidak lagi ada yang peduli." Dia mengatakan dia tidak ingin hidup di "dunia paranoid mengenakan masker" di mana orang "tidak memiliki teman."
Maher sekarang mengatakan dengan lantang apa yang dipikirkan jutaan orang Amerika di tahun 2020. Sekarang telah 'aman' untuk memikirkannya dengan pikiran jernih, dia memberikan isyarat kepada yang lain bahwa aman untuk melakukan hal yang sama. Bagi kita yang benar-benar peduli dengan ilmu pengetahuan dan akal sehat tidak memiliki keuntungan itu. Mereka mengatakan yang sebenarnya saat mereka menyadarinya.
Diterjemahkan bebas dari artikel Kyle Becker, 6 February 2022.
Bill Maher adalah pembawa acara televisi terkenal di Amerika Serikat dan memiliki pemikiran liberal sayap kiri, yang sangat mendukung kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pihak sayap kiri. Acapkali menghina agama baik, keKristenan juga Islam.
CDC adalah badan pemerintah yang menangani kasus penyebaran penyakit menular, yang banyak dijadikan acuan bagi negara-negara lain di dalam menerapkan kebijakan-kebijakan kesehatan bahkan WHO, satu badan dari PBB sendiri juga sering mengacu kepada pernyataan-pernyataan resmi CDC sebagai dasar kebijakan.